Kamis, 27 Januari 2011

tinjauan deskriptif gizi buruk bagi balita

TINJAUAN DESKRIPTIF GIZI BURUK BAGI BALITA
DESA SINGAMERTA RT 02 RW 01 KECAMATAN SIGALUH
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia
Prodi Kesehatan Lingkungan tahun pelajaran 2010/2011


Disusun oleh:
1. Ambar Neti Rahayu (B1003003)
2. Evi Nurhidayah (B1003014)
3. Ika Elis Kurniawati (B1003024)
4. Imam Agung Fajarudin (B1003026)
5. Isnaini Candrawati (B1003028)


PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
Jl. Raya Madukara KM 02 Kenteng Banjarnegara 53482 telp. / fax (0286)591145
2010

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Tinjauan Deskriptif Gizi Buruk Bagi Balita Desa Singamerta RT 02 RW 01 Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Nama : 1. Ambar Neti Rahayu (B1003003)
2. Evi Nurhidayah (B1003014)
3. Ika Elis Kurniawati (B1003024)
4. Imam Agung Fajarudin (B1003026)
5. Isnaini Candrawati (B1003028)

Disahkan
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Dosen Pembimbing I




Maulida Asih A. S,pd Dosen Pembimbing II




Jika S,pd. M,pd

Mengetahui
Kepala Program Studi




Siti Munfiah SKM


ABSTRAK

Masalah gizi dapat berawal dari kurnagnya pemberdayaan wanita dan keluarga, pemanfaatan sumber daya masyarakat yang terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan krisis ekonomi, politik, dan keresahan sosial. Gizi masyarakat yang berurusan gangguan gixi pada masyarakat dimana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus secara multi sector dan multi disiplin. Gizi makanan pada balita dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dar penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrisi). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi atau gizi disebut gizi lebih ( over nutrition ) dan kekurangan gizi atau gizi kurang ( under nutrition ).
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Sedangkan gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada dibawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bias berupa pritein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang dapat dijumpai pada balita.
Yang menjadi akar dari permasalahn gizi di Indonesia yaitu adanya krisis ekonomi, politik dan sosial. Hal tersebut akan menimbulkan munculnya pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan. Pokok masalah gizi di masyarakat yaitu adanya kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat yang akan mengakibatkan kurangnya pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan. Penyebab tidak langsung dari permasalahan gizi diantaranya adalah tidak tercukupinya kebutuhan pangan, pola asuh anak tidak memadai dan sanitasi dan air bersih serta pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai pula. Sedangkan penyebab masalah gizi secara langsung yaitu kurangnya makan makanan yang seimbang dan penyakit infeksi. Akibatnya terjadilah masalah kurang gizi.



HALAMAN MOTO

 Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yg serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan, bukanlah perikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yg setingginya. Kita harus sanggup hidup untuk memberi cita-cita itu bertumbuh.
 Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan
lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yg dideritainya.
 Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillahwaktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan Ambillah waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa.
 Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
 Setiap bunga mawar pasti ada durinya. Dari kesusahan itu akan diperolehi kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri kerana sedap isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga ros berduri kerana harum baunya





HALAMAN PERSEMBAHAN

Kami persembahkan laporan ini untuk:
 Allah SWT dan Rasul-Nya
 Orang tua kami yang tercinta
 Direktur Politeknik Banjarnegara: Sugiarto
 Kepala Prodi Kesehatan Lingkungan: Siti Munfiah SKM
 Dosen pembimbing: Maulida Asih A S.pd dan Jika S,pd M,pd
 Teman-teman tercinta: Adrin Agus, Andi, Arinah, Azzaini, Desi, Devi, Dian Cantika, Dwi Aryanto, Endah, Estri, Evi Mus, Febriana, Ferdian, Indra, Feronika, Fikri, Gentur, Hartati, Husni, Iga, Ike, Irma, Joni, Karo matt.
 Para pembaca












KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur telah penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui permasalahan gizi pada balita dan dengan harapan pembaca dapat lebih mengerti, memahami dan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan laporan ini yaitu:
1. Bapak Sugiarto selaku Direktur Politeknik Banjarnegara;
2. Ibu Siti Munfiah SKM selaku Kepala Prodi Kesehatan Lingkungan Politeknik Banjarnegara;
3. Ibu Ginanjar Hayati SKM selaku Sekretaris Prodi Kesehatan Lingkungan Politeknik Banjarnegara;
4. Ibu Maulida Asih A S,pd dan Bapak Jika S.pd M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia;
5. Teman-teman yang telah memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masing dalam ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan belajar mengajar.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Banjarnegara, Desember 2010


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
HALAMAN MOTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 1
C. Pembahasan Masalah 2
D. Rumusan Masalah 2
E. Tujuan 2
BAB II LANDASAN TEORI 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengaruh Gizi Baik terhadap Pertumbuhan Balita di Desa Singamerta 11
B. Ciri-ciri Balita yang Kekurangan Gizi di Desa Singamerta 14
C. Cara Menanggulangi Masalah Gizi Buruk Balita di Desa Singamerta 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 18
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
DAFTAR LAMPIRAN 21





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Desa Singamerta RT 02 RW 01 didapati balita yaitu anak-anak di usia 1-5 tahun. Balita tersebut ada yang tampak sehat, tampak energik, tampak aktif, dan ada pula yang memiliki intelegensi sangat rendah dilihat dari usianya. Didapati pula beberapa balita yang pola makannya diduga kurang memenuhi standar gizi 4 sehat 5 sempurna. Namun demikian ada pula balita yang diduga pola makannya telah teratur dan seimbang. Balita yang aktif diduga memiliki respon yang cepat apabila menerima rangsangan seperti pertanyaan yang diberikan kepadanya. Sebaliknya balita yang kurang sehat diduga memiliki respon yang kurang terhadap pertanyaan yang diberikan kepadanya.
Dengan semakin kompleksnya permasalahan gizi di desa Singamerta tersebut maka perlu dicarikan solusi yang tepat khususnya permasalahn gizi pada balita karena balita merupakan suatu usia yang rentan terhadap sesuatu yang dihadapinya dan merupakan usia yang pada umumnya dapat digunakan untuk meminimalisir masalh gizi yang ada.
Berdasarkan hal tersebut maka kami mengangkat permasalahan ini dengan judul Tinjauan Deskriptif Gizi Buruk Bagi Balita Desa Singamerta RT 02 RW 01 Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010.

B. Identifikasi Masalah
1. Apa pengaruh gizi yang baik terhadap pertumbuhan balita?
2. Apa akibatnya apabila balita tidak memperoleh asupan gizi yang seimbang?
3. Apa saja usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan gizi balita?

C. Pembatasan Masalah
Untuk kejelasan permasalahan agar tidak terlalu luas dan untuk menjaga keakuratan pembahasan, maka batasan masalah pada laporan Tinjauan Deskriptif Gizi Buruk Bagi Balita Desa Singamerta RT 02 RW 01 Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 yaitu balita yang kekurangan asupan gizi.

D. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang ada dapat dirumuskan:
1. Bagaimana pengaruh dari gizi yang baik terhadap perkembangan balita di Desa Singamerta?
2. Bagaimana cirri-ciri balita yang kurang gizi di desa Singamerta RT 02 RW 01?
3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan gizi balita yang ada di Desa Singamerta?

E. Tujuan
Tujuan umum:
1. Untuk mengetahui bagaimana gizi yang seimbang pada balita.
2. Untuk mengetahui pentingnya gizi pada pertumbuhan balita.
Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui keadaan gizi pada balita di desa Singamerta.
2. Untuk mengetahui keadan balita yang kekurangan gizi di Desa Singamerta.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis:
• Berguna untuk mengaplikasikan teori yang didapat pada saat kuliah kedalam praktik yang sesungguhnya.
• Dapat untuk menambah wawasan.
• Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.
• Melatih kerja sama antar anggota kelompok.
2. Bagi masyarakat:
• Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat ASI eksklusif untuk kecukupan gizi bayi mereka
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan bayi usia 0-6 bulan.
3. Bagi kampus:
• Untuk menambah refrensi buku bacaan di perpustakaan apabila sesekali dibutuhkan oleh mahasiswa lain
4. Bagi diri penulis:
• Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya gizi balita untuk pertumbuhannya.
5. Bagi ilmuwan mendatang:
• Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pentingnya gizi balita untuk pertumbuhan.




BAB II
LANDASAN TEORI

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Makan-makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut Triguna Makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjain terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. (Wikipedia, 2011)
Balita adalah anak yang berumur 1 tahun sampai sesaat sebelum berumur 5 tahun. (Kutipan buku Pemeliharaan Kesehatan Bayi & Anak Balita).
Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada dibawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bias berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kekurangan Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita.( Wikipedia, 2010)
Status gizi balita perlu mendapat perhatian yang serius, megingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 % dari seluruh populasi, perhatian yang serius itu berupa pemberian gizi yang baik. Pada 5 tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kehidupan sekaligus meningkatkan kualitas agar mencapai pertumbuhan optimal baik secara fisik, sosial maupun inteligensi. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang berarti bertambahnya ukuran tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat ( DEPKES RI,2005)
Status gizi yang buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yan pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Kondisi seperti ini lambat laun akan menyebabkan angka kematian bayi dan balita cukup tinggi. Angak kematian bayi dan anak (balita) dinegara-negara berkembang khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menojol diantaranya adalah karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lbih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan juga dari anak-anak Afrika. Sebelum krisis menerpa 8,5 juta anak Indonesia diketahui kurang berat badannya dan menderita kekurangan mikronutrien seperti zat besi (Fe), seng (Zn), dan vitamin A. Jumlah kematian nak per tahun akibat kekurangan gizi itu mencapai 147 ribu jiwa dan separuh lebih diantaranya adalah balita. Balita hidup mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 % (www.google.com, 2003)
Selama krisis bertambah lagi jumlah anak yang mengalami kuran energy dan protein (KEP) tingkat berat atau menderita Marasmus Kwashiorkor dan pada saat yang sama jumlah orang miskin membengkak dari 17 juta menjadi 80 juta jiwa ( www.google.com, 2000)
Asupan zat gizi yang cukup akan menjamin tumbuh kembang yang optimal untuk fisik maupun otak anak dikemudian hari. Pada saat lahir, kadar lemak esensial pada plasenta dapat memberikan indikasi kecepatan berpikir seorang anak pada saat dia berusia 8 tahun demikian pula dengan kadar hemosistein dalam darah ( jenis asam amino yang dapat menginformasikan apakah seorang anak kekurangan atau kelebihan vitamin B). Asupan gizi otak yang optimal artinya tubuh mendapatkan semua zat gizi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak seperti:
• Asam lemak esensial seperti Omega 3, Omega 6, DHA dan AA
Jenis lemak tepat membantu otak menjadi lebih pintar. Omega 3 banyak terdapat diminyak ikan, minyak kapas, dan biji labu parang. Walaupun tubuh dapat membentuk DHA dari Omega 3 didalam tubuh, akan tetapi asupan DHA dalam bentuk siap pakai seperti yang ditambahkan kedalam susu atau makanan lainnya lebih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan DHA.
• Omega 6 banyak terdapat pada minyak yang berasal dari biji-bijian seperti minyak bunga matahari dan wijen. Bentuk aktif dari Omega 6 disebut dengan Asam Gamma Linolenik (GLA). Selain itu tubuh juga butuh akan AA yang didapat dari GLA. Omega 6 banyak terdapat pada ikan, daging, telur dan produk olahan susu. Untuk hasil yang optimal sebaiknya konsumsi Omega 6 bersamaan dengan Omega 3.
• Vitamin dan mineral, zat gizi penting yang membantu otak selalu dalam kondisi siap berpikir.
• Protein dan asam amino, si pembawa pesan.
• Phospolipid seperti Sphingomyelin, molekul pengingat yang membantu otak anak berpikir lebih cepat.
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa kondisi badan yang tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP berat atau gizi buruk secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe: marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkhor.
Kwashior memiliki cirri:
1. Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung, kaki dan wajah) membulat dan lembab.
2. Pandangan mata sayu.
3. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok.
4. Terjadi perubahan status mental menjadi aptis dan rewel.
5. Terjadi pembesaran hati.
6. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
7. Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy Pavement dermatosis)
8. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut.
9. Anemia dan diare.

Sedangkan cirri-ciri marasmus adalah sebagi berikut:
1. Badan Nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Mudah menangis atau cengeng dan rewel.
4. Kulit menjadi keriput.
5. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant atau pakai clana longgar)
6. Perut cekung dan iga gambang
7. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
8. Diare kronik atau konstipasi
Adapun marasmic-kwashiorkhor memiliki cirri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkhor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
Banyak cara yang bias dilakukan untuk mengukur status gizi pada anak. Berikut adalah salah satu contoh pengukuran status gizi bayi dan balita berdasarkan tinggi badan menurut usia dan lingkar lengan atas.

Tabel Berat dan Tinggi Badan Menurut Umur
(usia 0-5 tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
Umur Berat (kg) Tinggi (cm)
Tahun Bulan Normal
(baku 80%) Kurang
(baku 60%) Buruk
(baku) Normal
(baku 80%) Kurang
(baku 60%) Buruk
(baku)
0 - 3,4 2,7 2,0 60,5 43,0 35,0
1 4,3 3,4 2,5 65,0 46,0 38,0
2 5,0 4,0 2,9 68,0 49,0 40,5
3 5,7 4,5 3,4 60,0 51,0 42,0
4 6,3 5,0 3,8 62,0 53,5 43,5
5 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45,0
6 7,4 5,9 4,5 66,0 56,0 46,0
7 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47,0
8 8,4 6,7 5,1 62,0 52,0 48,5
9 8,9 7,1 5,3 70,5 60,0 42,5
10 9,3 7,4 5,5 72,0 61,5 50,5
11 9,6 7,7 5,8 73,5 63,0 51,5
1 0 9,9 7,9 6,0 74,5 54,5 52,5
3 10,6 8,5 6,4 78,0 65,5 54,5
6 11,3 9,0 6,8 81,5 70,0 57.0
9 11,9 9,6 7,2 84,5 72,0 60,0
2 0 12,4 9,9 7,5 87,0 74,0 61,0
3 12,9 10,5 7,8 88,5 76,0 62,5
6 13,5 11,2 8,1 92,0 78,0 64,0
9 14,0 11,7 8,4 94,0 80,0 66,5
3 0 14,5 11,9 8,7 96,0 82,0 67,0
3 15,0 12,0 9,0 98,0 83,5 88,5
6 15,5 12,4 9,3 99,5 84,5 70,0
9 16,0 12,9 9,6 101,5 85,5 71,0
4 0 16,5 13,2 9,9 103,5 87,5 72,0
3 17,0 13,6 10,2 105,0 89,5 73,5
6 17,4 14,0 10,6 107,0 90,0 74,5
9 17,9 14,4 10,8 108,0 91,5 75,5
5 0 18,4 14,7 11,0 109,0 92,5 76,0

Pada kehidupan tahun pertama, lingkar lengan atas anak yang sehat bertambah dengan cepat karena oto dan lemak tumbuh dan berkembang. Setelah itu pertumbuhan itu relatif konstan pada kira-kira 17 cm sampai umur 5 tahun. Bila anak mengalami kurang gizi, maka otot akan berkurang (mengecil), lemak menghilang dan lingkar lengan atas berkurang. Oleh karena itu pengukuran lingkar lengan atas dapat digunakan sebagai alat untuk menyaring secara cepat anak balita yang mengalami gizi kurang, terutama bila umurnya tidak diketahui dengan tepat bila pengukuran berat badan tidak tersedia. Alat pengukur lingkar lengan atas berupa pita yang dibuat dari bahan yang tidak melar (meregang) dan diberi scala cm atau mm. biasanya pada pita ini langsung diberi warna merah kuning dan hijau. Apabila pengukuran jatuh pada pita yang berwarna merah maka berarti anak berada pada kondisi gizi buruk, sedangkan bila pengukuran jatuh pada pita yang berwarna kuning menandakan bahwa anak mengalami keadaan gizi kurang. Pengukuran yang jatuh pada warna hijau menunjukan bahwa anak yang bersangkutan gizinya baik. Titik batas (cut of point) antara merah dan kuning jatuh pada angka 12,5 cm, sementara itu antara kuning dan hijau jatuh pada angka 13,5 cm. dari studi yang pernah dilakukan oleh beberapa ahli menyebutkan bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar lengan atas dengan berat badan dan kondisi klinis.
Perlu disadari bahwa lingkar lengan atas bukanlah merupakan indicator yang tepat bagi kasus atau penderita KEP seperti halnya dengan berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan. Selain itu lingkar lengan atas tidak dapat dipakai untuk memantau perkembangan anak secara individual.
Tabel Stndar Baku Lingkar Lengan Atas (LLA) menurut umur
Umur Standar
Tahun Bulan (80%) 85% (cm) 70% (cm)
0 6-8 14,75 12,50 10,50
0 9-11 15,10 13,25 11,00
1 - 16,00 13,50 11,25
2 - 16,25 13,75 11,50
3 - 16,50 14,00 11,60
4 - 16,75 14,25 11,75
5 - 17,00 14,50 12,00
Sumber: pedoman ringkas pengukuran Antropometri, hlm. 18
Menimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk pertumbuhan dan kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang tua memperhatikan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kondisi gizi buruk pada anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak.
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar diatas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu kedokter.
4. Jika anak dirawat dirumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak telah menderita kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bias diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energy anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penangannan dini seringkali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bias dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia dikemudian hari.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Gizi Baik terhadap Pertumbuhan Balita di Desa Singamerta
Gizi yang baik dapat diperoleh dari mengkonsusmsi bahan-bahan makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Berbagai kandungan gizi tersebut dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Zat tenaga, terdiri dari karbihidrat dan lemak.
2. Zat pembangun, terdiri dari protein dan mineral
3. Zat pengatur, terdiri dari mineral, vitamin dan air.
Dari hal tersebut diatas dapat diuraikan tentang kandungan gizi dalam makanan.
• Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga hidrat arang. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan bakar yang akan menghasilkan panas dan tenaga. Oleh karena itu, karbohidrat berguna untuk menghangatkan tubuh dan menjadi sumber zat tenaga. Makanan yang mengandung karbohidrat terdapat pada jenis makanan pokok misalnya, beras, jagung, gandum, kentang dan ubi kayu.
• Lemak
Lemak didalam tubuh juga merupakan sumber zat tenaga dan berfungsi sebagai cadangan makanan. Jika persediaan karbohidrat sudah habis digunakan maka lemak berfungsi sebagai sumber zat tenaga. Berdasarkan sumbernya lemak ada 2 macam yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari ntumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa, margarine, kacang tanah, kemiri, dan buah alpokat. Lemak hewani berasal dari hewan misalnya daging, minyak ikan, susu, keju, mentega.
• Protein
Zat makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun ialah protein. Protein berperan sebagai bahan pembangun sel-sel baru bagi pembangunan jaringan-jaringan tubuh. Protein disebut juga zat putih telur. Zat itu terdapat pada tumbuhan dan hewan. Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati, misalnya kacang-kacangan, jagung, tempe, tahu dan sayur-sayuran berwarna hijau. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, misalnya susu, hati ayam, ikan, udang, daging dan keju.
• Air
Air merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan dan mengatur sushu tubuh. Air yang diperlukan adalah air yang jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan bebas dari kuman penyakit. Bahan pangan yang banyak mengandung air umumnya berupa sayuran dan buah, misalnya sawi, jeruk, semangka, terong, papaya.
• Mineral
Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah sediukit diperlukan oleh tubuh. Zat anorganik adalah zat yang tidak berasal dari makhluk hidup. Zat ini diperlukan untuk proses metabolisme yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, mineral harus selalu ada dalam makanan. Karena bila tubuh kekurangna mineral, maka kesehatan kita akan terganggu. Di dalam tubuh, mieral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Mineral terdapat dalam berbagai macam bahan makanan. Namun demikian, tidak ada satu macam bahan makanan yang mengandung semua jenis mineral. Oleh karena itu kita perlu makan berbagai macam bahan makanansehingga kebutuhan semua mineral terpenuhi.
Mineral yang dibutuhkan tubuh antara lain:
1. Zat kapur / kalsium, berguna untuk pembentukan tulang dan gigi
2. Zat besi, berguna untuk pembentukan sel-sel darah merah
3. Fosforus, berguna untuk pembentukan tulang-tulang dan sel-sel tubuh pada umumnya
4. Yodium, berguna untuk mencegah penyakit gondok.
Beberapa contoh kandungan mineral yang terdapat dalam bahan makanan diberikan berikut ini:
a) Zat kapur banyak terkandung dalam susu, ikan, dan telur
b) Zat besi banyak terkandung dalam daging, hati, kedelai, dan sayur-sayuran
c) Fosforus banyak terkandung dalam daging, susu, biji-bijian, dan sayur-sayuran
d) Yodium banyak terkandung dalam garam beryodium dan ikan laut.
• Vitamin
Vitamin merupakan kelompok zat yang befungsi sebagai zat pengatur. Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi manfaatnya dalam tubuh sangat penting. Vitamin menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mencegah timbulnya penyakit. Kekurangan vitamin menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Kekurangan vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.
Jenis dan manfaat vitamin:
a) Vitamin A
Vitamin A terdapat antara laindalam wortel, pisang, tomat, sayur-sayuran segar, dan minyak ikan. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penyakit rabun senja dan kulit menjadi kusam atau kering.
b) Vitamin B
Vitamin B terdapat antara lain dalam beras tumbuk, jagung, kacang hijau, beras merah. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan penyakit beri-beri.
c) Vitamn C
Vitamin C terdapat dalam buah-buahan yang bewarna kuning kemerahan, misalnya tomat, mangga, belimbing, jeruk, dan sayuran segar. Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan penyakit gusi berdarah, sariawan, dan bibir pecah-pecah.
d) Vitamin D
Vitamin D terdapat antara lain dalam minyak ikan dan susu. Kekurangan vitamin D mengakibatkan mudah terserang penyakit tulang (rakhitis)
e) Vitamin E
Vitamin E terdapat antara lain dalam minyak nabati, susu, dan kecambah. Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan kemandulan.
f) Vitamin K
Vitamin K terdapat dalam ayur-sayuran, kacang kacangan, biji-bijian, dan hati. Kekurangan vtamin K menyebabkan darah pada luka sukar membeku.
Anak atau balita yang telah mendapatkan asupan makanan dengan gizi seimbang seperti diatas akan memiliki pertumbuhan yang baik. Anak yang memiliki gizi baik akan tampak dan dapat dilihat baik dari cirri-ciri tubuhnya maupun dari tingkah lakunya.
Didesa Singamerta banyak terdapat anak-anak dibawah usia 5 tahun yang termasuk dalam kategori gizi baik. Hal tersebut dapat dilihat dari:
a. Balita tersebut tumbuh denga baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi bada n secara teratur dan proporsional.
b. Tingkat perkembangan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
c. Tampak aktif atau gesit dan gembira.
d. Mata bersih dan bersinar
e. Bibir dan lidah tampak segar
f. Nafas tidak berbau
g. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering
h. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
i. Kuku bersih dan tidak pucat
j. Gigi bersih dan gusi merah muda
k. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur.
l. Berbicara lancar sesuai umur
m. Penuh perhatian dan berekasi aktif
n. Tidur nyenyak.

B. Ciri-ciri Balita yang Kekurangan Gizi di Desa Singamerta
Pada umumnya anak-anak balita di desa Sigomerto yang mengalami gizi kurang memiliki cirri-ciri yaitu kurang energy dan protein. Pada golongan anak yang berstatus gizi kurang memiliki resiko kematian yang lebih tinggi dari pada anak-anak yang berstatus gizi baik. Keadaan kurang energi-protein disebabkan oleh masukan (intake) energy dan protein yang sangat kurang dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini akan lebih cepat terjadi bila anak mengalami diare atau infeksi penyakit lainnya. Keadaan kehidupan yang mizkin mempunyai hubungan yanhg erat dan dengan timbulnya kondisi energy protein. Tanda0tanda yang paling utama dari KEP adalah pertumbuhan fisik yang kurang normal. Hal ini dapat dilihat atau diperiksa dari catatan pada kartu kurva pertumbuhan berat badan. Beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum timbul tanda-tanda klinis yang jelas, anak itu pertumbuhan berat badannya sangat lambat atau bahkan berhenti.
Sejak beberapa bulan pertama dari kehidupan, umumnya bayi tumbuh baik (normal) asalkan memperoleh air susu ibu (ASI) yang cukup. Biasanya pada suatu ketika antara bulan keempat dan kelima atau lebih awal lagi, pertambahan berat badan anak yang mendapatkan air susu ibu mulai menurun dan ini akan tampak dari catatan berat badan pada kartu kurva pertumbuhan (kartu menuju sehat). Pada waktu inilah sebaiknya makanan tambahan bayi perlu diberikan mendampingi ASI. Apabila makanan sapihan belum mulai diberikan atau bayi terkena infeksi lagi, berat badan bayi tidak dapat naik dan sementara itu akan timbul gejala-gejala klinis kurang energi-protein.
Tanda-tanda klinis dari kurang energy protein (KEP) adalah badan menjadi kurus. Jaringan lemak mulai terasa lunak dan otot-otot daging tidak kencang dan biasanya tampak bila paha bagian dalam diraba. Penyusutan otot (wasted) mudah terlihat pada bagian lengan atas dan bahu bagian atas dan bahu bagian belakang. Biasanya KEP disertai keadaan perut yang buncit. Anak menjadi kurang responsive mengarah kepada apatis. Perkembangan kepandaian lebih lambat daripada yang normal.
Adanya kasus status gizi buruk pada anak dapat diduga anak yang berstatus gizi kurang akan lebih banyak lagi. Para ahli menyatakan bahawa apabila ada 1% anak menderita gizi buruk maka akan ditemukan sekitar 10% anak yang bergizi kurang, sedang dan ringan.
Keadaan kurang energy protein yang sampai pada taraf marasmus pertumbuhannya sangat terhambat dan apabila diukur dari berat badan menurut umurnya maka akan berada dibawah 60% dari standar. Biasanya lapisan lemak dibawah kulit sangat sedikit bahkan umumnya tidak terdapat sama sekali, sehingga kulit mudah diangkat. Anak biasanya seperti orang tua atau “monkey face”. Otot daging tampak sekali menyusut (wasted), lembek. Tanda oedema dan perubahan warna rambut biasanya tidak dijumpai.
Pada anak yang menderita kwashiorkhor yaitu yang mengalami kurang protein umumnya berumur antara 1-3 tahun. Anak yang mengalami kwashiorkor pertumbuhannya terhambat, otot dagingnya menyusut dan lembek, namun masih terdapat lapisan lemak dibawah kulit tidak seperti pada anak yang marasmus. Biasanya terjadi pembengkakan (oedema) terutama pada kaki bagian bawah, selain itu mukanya menampakkan bentuk seperti bulan (moon face). Anak kelihatannya gemuk karena ada oedema tersebut. Untuk memeriksa apakah benar ada oedema, maka dapat dilakukan dengan menekan kaki yang bengkan itu dengan ibu jari. Apabila bagian yang ditekan itu tidak cepat kembali, maka ini suatu pertanda adanya oedema. Warna rambut biasanya berubah menjadi coklat kemerah-merahan (pirang) atau abu-abu dan mudah sekali lepas. Anak yang rambutnya keriting karena menderita kwashiorkor dapat menjadi lurus. Warna kulit menjadi pucat dan biasanya anak menjadi anemi. Anak yang kwashiorkor tampak murung dan apatis, tidak mempunyai nafsu makan dan sulit untuk diberi makanan. Pada keadaan kombinasi marasmus kwashiorkor tanda-tanda gabungan kedua keadaan itu biasanya dijumpai.

C. Cara Menanggulangi Masalah Gizi Buruk Balita di Desa Singamerta
Upaya-upaya yang diperlukan agar seorang anak menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani adalah dimulai dengan pemberian kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya. Setelah itu dapat dilanjutkan dengan perbaikan gizi. Di desa Singamerta terdapat berbagai cara untuk menanggulangi masalah gizi buruk pada balita diantaranya yaitu:
• Tersedianya pelayanan penimbangan bulanan bagi balita sebagai alat pemantauan perkembangan gizi balita.
• Terlaksananya kegiatan penyuluhan gizi balita melalui kegiatan bermain simulasi gizi, penyediaan hidangan dan pengenalan bahan makanan bergizi.
• Terlaksananya penyediaan makanan balita yang sesuai dengan kebutuhannya
• Melatih balita untuk mengkonsumsi asupan makanan yang bergizi seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan susu)
• Memberikan penyuluhan tentang pemberian makanan sampingan atau tambahan seperti biskuit setiap 2 jam sekali.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian mengenai Tinjauan Deskriptif Gizi Buruk Balita di Desa Singamerta RT 02 RW 01, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari sampel data quisioner yang diambil dari 10 balita, didapati 1 anak yang mengalami gizi kurang. Hal tersebut dikarenakan kurang terpenuhinya asupan makanan yang mengandung gizi 4 sehat 5 sempurna terutama susu. Selain itu, orang tua di desa Singamerta masih belum memperhatikan pentingnya susu bagi pertumbuhan balita.
2. Pola asuh pada balita juga mempengaruhi status gizi pada balit tersebut. Di Desa Singamerta, walaupun rerata balita diasuh oleh ibu kandungnya, tetapi masih ada yang mengalami gizi kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu dalam memberikan pola asuhan bagi balita sesuai dengan ketentuan pola asuh yang baik.
3. Di Desa Singamerta masih terdapat balita yang tidak langsung mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir. Padahal ASI eksklusif sangat penting bagi pertumbuhan bayi menuju balita. Diantaranya yaitu ASI yang keluar pertama kali dan berwarna kekuning-kuningan serta agak kental ama baik untuk makanan bayi kare mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan terhadap penyakit yang mat dibutuhkan oleh bayi. ASI juga mengandung zat gizi yang diperlukan bayi, untuk pertumbuhan dan kecerdasan. ASI juga mudah dicerna dan tidak menimbulkan alergi pada bayi.
4. Kondisi status sosial di masyarakat desa Singamerta juga berpengaruh terhadap status gizi balita. Terutama pendapatan orang tua balita yang masih kurang sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi yang seimbang.

B. Saran
Untuk meminimalisir masalah kurang gizi pada balita, penulis menyarankan:
1. Orang tua balita seharusnya melatih balita untuk mangkonsumsi makanan-makanan bergizi seimbang. Walaupun balitanya tidak mau, tetapi apabila orang tua membiasakannya sejak kecil maka akan menjadi suatu kebiasaan.
2. Orang tua dianjurkan untuk selalu memberikan ASI yang pertama kali keluar kepada bayi, dan jangan dibuang karena ASI mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
3. Lambaga Kesehatan Masyarakat sebaiknya mengadakan penyuluhan tentang pentingnya gizi balita dan mengadakan penimbangan rutin di posyandu setiap bulan.













DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2000. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta:Erlangga
Departemen Kesehatan RI. 1992. Pemeliharaan Kesehatan Bayi dan Anak Balita di Tempat Penitipan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Suharjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius
Direktorat Gizi Depkes RI. 1979. Pedoman Mengenal Gizi Kurang. Jakarta: Direktorat Gizi Depkes RI
















DAFTAR LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar