Sabtu, 23 April 2011

makalah MPK ( pengawasan manajemen)

MAKALAH
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PENGAWASAN MANAJEMEN







Disusun Oleh :
1. Evi Mustaviah (B1003013)
2. Evi Nurhidayah (B1003014)
3. Febriana P (B1003015)
4. Ferdian Bulan P (B1003016)
5. Ferdian Indra S (B1003017)
6. Feronika (B1003018)


DIREKTORAT PERGURUAN TINGGI
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur telah penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan dengan harapan pembaca dapat lebih mengerti, memahami dan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masing dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan belajar mengajar.
Wassalamualaikum Wr. Wb



Banjarnegara, 21 April 2011


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi pengawasan merupakan fungsi setiap manajer yang terakhir, setelah fungsi-fungsi merencanakan, mengorganisasi, menyusun tenaga kerja dan memberi perintah. Fungsi ini merupakan fungsi pimpinan yang berhubungan dengan usaha menyelamatkan jalannya perusahaan kearah pulau cita-cita, yakni kepada tujuan yang telah direncanakan.
Melakukan suatu tugas, hanya mungkin dengan baik bila seseorang yang melaksanakan tugas itu mengerti arti dan tujuan dari tugas yang dilaksanakan. Demikian pula seorang pemimpin yang melakukan tugas pengawasan, haruslah sungguh-sungguh mengerti arti dan tujuan dari pada pelaksanaan tugas pengawasan. Menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik, akan mengefektifkan pengawasan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guna memeahami dengan jelas tentang pengawasan, perlu dijelaskan secara terperinci jenis-jenis pengawasan itu. Berhubung karena berbagai keadaan khusus badan usaha, dan keinginan mereka yang melaksanakan pengawasan, maka terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam cara mengawasi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian pengawasan
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengawasan
3. Untuk mengetahui metode pengawasan
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pengawasan
5. Untuk mengetahui syarat pengawasan
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pengawasan



C. Rumusan Masalah
Dari masalah yang ada dapat dirumuskan:
1. Apa pengertian pengawasan?
2. Bagaimana bentuk-bentuk pengawasan?
3. Bagaimana metode pengawasan?
4. Bagaimana tahap-tahap pengawasan?
5. Apa saja syarat-syarat pengawasan?
6. Apa saja jenis-jenis pengawasan?








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia, peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan manajemen adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya untuk mencapai tujuan atau sasaran manajemen.
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.



B. Bentuk-bentuk Pengawasan
• Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
• Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
• Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

C. METODE-METODE PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif
a. Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
• Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
• Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
• Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
• Evaluasi pelaksanaan.
• Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama.
• Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin.
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran
 anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas
 anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA )
2) Audit
• Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
• Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.

3) Analisis break-even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi.

4) Analisis rasio
Menyankut dua jenis perbandingan
• Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
• Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
5) Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :
Bagan Ganti
a. Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam hubunganya dengan waktu.
b. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.
D. Tahap-tahap Proses Pengawasan
1. Tahap Penetapan Standar, Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum, yaitu :
• standar phisik
• standar moneter
• standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

E. Syarat-syarat Pengawasan
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.

F. Jenis-jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi :
1. Pengawasan dari segi waktu, yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.
2. Pengawasan dilihat dari segi obyektif, Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administratif ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
3.Pengawasan dari segi subyek, Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasanintern dan pengawasan ekstern.






















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
2. Syarat-syarat Pengawasan yaitu :
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.




B. Saran

• Sebaiknya dalam melakukan pengawasan, di pilih orang yang benar – benar mengerti arti dan tujuan tugas yang di laksanakan, agar pengawasan bejalan dengan baik.
• Sebaiknya dalam melakukan pengawasan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik, supaya mengefektifkan pengawasan dalam pelaksanaannya.
















DAFTAR PUSTAKA

• http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/manajemen-umum-pengawasan.html
• pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/300/Manwas_Dalnis.pdf
• luluk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pertemuan+ketigabelas.ppt
• puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/.../15598/15590
• www.makalahmanajemen.com/.../manajemen-dasar-dan-teknik-pengawasan.html
• www.bppk.depkeu.go.id/.../manajemen.../manajemen-risiko-dan-fungsi-pengawasan.html
• elviraholics.blogspot.com/.../pengawasan-manajemen-dalam-kehidupan.html

review jurnal

REVIEW JURNAL
MATA KULIAH ENTOMOLOGI








Disusun Oleh:
1. Evi Nurhidayah (B1003014)
2. Febriana Purwandani (B1003015)
3. Ferdian Bulan P (B1003016)



DIREKTORAT PERGURUAN TINGGI
PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2011


REVIEW JURNAL
Culex (Culex) tritaeniorhynchus Giles, yang baru ditemukan potensi
vektor arbovirus di Yunani

Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa Culex (Culex) tritaeniorhynchus pertama kalinya dicatat di Yunani – peristiwa yang kedua spesies ini dilaporkan di politik eropa. Kumpulan-kumpulannya dibuat di daerah rawa pantai selama musim panas 2003 dihasilkan enam nyamuk dewasa, empat diantaranya dibesarkan dari larva yang dikumpulkan di tiga tempat dan yang dua ditangkap di sebuah lampu perangkap. Kehadirannya di Yunani menjadi sebuah perhatian yang utama karena ini dikenal sebagai vektor arbovirus di daerah-daerah yang melintasi Asia bagian selatan.
Kehadiran Culex Giles tritaeniorhynchus potensi vektor arbovirus terjadi di daerah Yunani karena perubahan lingkungan yang direncanakan dari rawa pesisir menjadi sebuah Taman Nasional dan tanah basah yang dilindungi. Kemungkinan adanya spesies vector ini karena kehadiran para wisatawan internasional dengan penyakit arboviral untuk daerah yang dikunjungi sehingga meningkatkan resiko yang berasal dari tempat penyebaran aslinya.
Penelitian dilakukan di daerah Marathon, letaknya sekitar 50 km timur laut Athena. Penelitian nyamuk dilakukan dengan interval mingguan sapanjang musim panas. Kelompok nyamuk yang belum dewasa dipelihara secara individual dalam waktu tertentu di laboratorium. Nyamuk yang dewasa dikumpulkan dalam perangkap cahaya ditempatkan di empat lokasi sekitar rawa. Kelompok yang meliputi enam nyamuk, empat dibesarkan dari tingkat yang belum dewasa dan dua yang dikumpulkan dalam lampu perangkap.spesimen ini kemudian diidentifikasi sebagai Culex tritaeniorhynchus Giles menggunakan teori dari Harbach (1998) untuk spesies Culex yang terjadi di Asia Barat Daya dan Mesir.
Seekor nyamuk dewasa Culex tritaeniorhynchus muncul dari masing-masing dua kumpulan larva yang dibuat si saerah yang berbeda dari rawa. Air di tempat tersebut dangkal, tidak lebih dari 15cm kedalamannya, diwarnai dengan ganggang coklat dan mengandung air dalam jumlah yang sedang dibawah permukaan air dan muncul tumbuh-tumbuhan. Jenis nyamuk dewasa yang ketiga Culex tritaeniorhynchus muncul dari sekumpulan yang dibuat tepatnya 500m ke utara dari tempat yang memberikan berkembangnya 2 bahan percobaan yang pertama. Air di tempat tersebut jernih dan juga dangkal, kurang dari 15cm kedalamannya, dan mengandung ganggang hijau dan coklat yang agak padat. Spesies lain juga banyak yang ditemukan pada kasus ini seperti Culex modestus yang sangat berlimpah.
Nyamuk dengan sayap galap seluruhnya, dikelilingi balali dan bercincin Tarsi diduga merupakan Culex tritaeniorhynchus karena tidak ada spesies Culex lain di Yunani. Culex mimecitus Noe memiliki belalai cincin dan cincin Tarsi, namun yang membedakan dengan Culex tritaeniorhynchus yaitu bintik-bintik pucat di sayap.
Tidak ada kelompok yang diteliti di daerah tersebut sebelum tahun 1996 hingga 2003. Sebuah catatan pertama Culex (Culex) tritaeniorhynchus di Albania menunjukkan bahwa spesies ini mungkin lebih luas di Yunani dari sejarahnya di wilayah tersebut. Culex (Culex) tritaeniorhynchus adalah spesies umum di Asia Selatan, Timur Tengah dan daerah Afrotropical. Spesies ini biasanya berkembangbiak di rawa-rawa, tetapi larvanya juga sering ditemukan disawah, rawa, kolam, parit, sungai kolam rumput, rembesan, dan jejak kaki hewan.
Culex (Culex) tritaeniorhynchus adalah vektor atau potensial pathogen yang menyebabkan penyakit pada manusia. Spesies ini adalah vector utama Javanese Ensefalitis di daerah-daerah Asia Selatan. Kehadiran Culex (Culex) tritaeniorhynchus di suatu daerah yang dekat dengan bandara Internasional dan ibukota Yunani jelas merupakan ancaman bagi kesehatan manusia.

pidato tentang rokok

Nama : Evi Nurhidayah
NIM : B1003014
Kelas : Kesling A


PIDATO TENTANG ROKOK

Assalamu’alaikum wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alaminwabihinasta’inu‘alaumuridunyawaddin,washolatuwashallamu’ala asrofil amyaiwalmursalin sayidina wamaulana muhammadin, wa’ala alihi wasohbihi ajma’in, amma ba’du.
Kepada Bapak Taat selaku Kepala Desa Singomerto yang saya hormati, dan para tamu undangan ibu-ibu Kader Posyandu yang saya hormati pula. Tak lupa saya ucapkan terima kasih Kepada Bapak Taat yang telah memberikan saya kesempatan untuk berbicara pada kesempatan kali ini.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kita masih dapat bermuwajahah dalam kegiatan kumpulan PKK Induk yang rutin dilaksanakan setiap bulannya.
Bapak dan ibu yang saya hormati,
Pada kesempatan pagi hari ini,saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang ROKOK. Bukan menjadi rahasia umum lagi dan dan tidak harus dipungkiri lagi kalau sikalangan para perokok sebetulnya sudah mengetahui ataupun merasakan dampaknya dari bahaya merokok tersebut, namun mereka seolah menutup mata dengan bermacam alasan. Padahal, asap rokok secara ilmiah sudah terbukti menyebabkan berbagai jenis penyakit. Oleh Karena itu berbagai negara termasuk negara berkembang memperketat peraturan tentang rokok untuk melindungi kesehatan rakyatnya, namun Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.


Bapak dan ibu yang saya hormati
Meskipun banyak peraturan daerah yang dikeluarkan, misalnya "Dilarangan Merokok Ditempat Umum", tapi tidak sedikit pula para perokok tidak mentaati peraturan yang telah berlaku tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang baik dan juga peduli akan kesehatan, marilah kita wujudkan hidup sehat tanpa asap rokok. Bagi para remaja, banyak yang beranggapan bahwa jika seorang remaja putra tidak merokok maka tidak gentle, sehingga dari hal tersebut membuka banyak kemungkinan seorang remaja putra untuk merokok.
Bapak dan ibu yang saya hormati,
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa menyebabkan kematian.
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, maka kita perlu membuat tiga hal utama :
• Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
• Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
• Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.
Beberapa alasan untuk berhenti merokok,diantaranya yaitu:
1. Menyebabkan Impotensi
2. Wajah keriput
3. Gigi berbercak dan nafas bau
4. Tulang rapuh
5. Depresi
6. Panutan yang buruk bagi anak
7. Kebakaran
Berikut strategi berhenti merokok, yaitu:
a) Rencanakan waktu berhenti
b) Konseling
c) Olahraga

Bapak dan ibu yang saya hormati,
Dari sedikit pembahasan yang saya sampaikan, merokok belum memiliki sisi positif selain keuntungan yang diperoleh para pedagang rokok. Oleh karena itu, sebelum kita mengenal rokok, lebih baik tidak usah mengenal sekalian karena rokok juga mengakibatkan kecanduan dan berbagai masalah mulai dari masalah kesehatan, lingkungan,dll. Mari kita budayakan hidup sehat tanpa rokok mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang.
Bapak dan ibu yang saya hormati,
Demikian sedikit penjelasan tentang rokok yang dapat saya sampaikan, apabila dalam penyampaian saya terdapat kesalahan,kekurangan maupun kata-kata yang kurang berkenan dihati bapak ibu sekalian, saya mohon maaf. Dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Billahi fii sabililhaq, wassalamu’alaikum wr. wb

analisis penyakit chikungunya

TUGAS EPIDEMIOLOGI
ANALISIS ARTIKEL PENYAKIT CHIKUNGUNYA











Disusun Oleh:
1. Evi Nurhidayah (B1003014)
2. Ferdian Indra S (B1003017)
3. Husni Mubarok (B1003022)



DIREKTORAT PERGURUAN TINGGI
PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2011

Chikungunya Menyerang Pekanbaru Lagi
Oleh : Drg. Burhanuddin Agung, MM, Kasubdin Yankes&Gizi
Rabu, 21 November 2007 | 10:38 WIB
Chikungunya ditemukan lagi di Pekanbaru. Pada tanggal 24 Oktober 2007,Dinkes Provinsi Riau menerima laporan W1 KLB Suspek Chikungunya di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Dari investigasi dilaporkan bahwa tanggal 24 Oktober 2007 terdapat 30 penderita dan pada tanggal 25 Oktober 2007 dilaporkan 80 kasus. Tim investigasi telah mengambil 8 sampel yang akan dikirimkan ke Balitbang DEPKES RI. Tim juga menemukan 5 rumah positif Aedes aegypti dari 15 rumah yang diperiksa. Dinkes telah melakukan penyuluhan, pengobatan massal, membuka posko, fogging dan abatisasi serta bersama masyarakat dan aparat daerah melakukan 3M. Fogging akan dilakukan 2 kali berselang seminggu. Kasus Chikungunya di Provinsi Riau pertama sekali dilaporkan di Kelurangan Tangkerang Selatan, Kecamatan Simpang Tiga Kota Pekanbaru pada bulan Mei 2007 dengan penderita sebanyak 44 orang. Dari 5 spesimen yang diambil dan dikirim ke Balitbang DEPKES RI, diperiksa 3 sampel dan satu diantaranya positif Chikungunya Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Ada juga literatur yang menyatakan bahwa penyakit ini dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus. Virus ini digolongkan pada keluarga Togaviridae, genus alphavirus.
Pada umumnya virus ini menyerang kawasan tropis Asia dan Afrika. Sejak mulai teridentifikasi pada tahun 1952, epidemic ini terus berkembang hingga akhirnya menyebar di wilayah Indonesia. Demam chikungunya pertama kali terjadi di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit lagi pada tahun 1980, kali ini menyerang wilayah Jambi. Tahun 1983, chikungunya terjadi di Martapura, Ternate, dan Yogyakarta. Demam ini kemudian vakum selama lebih kurang 20 tahun hingga merebak besar-besaran pada tahun 2001 di Muara Enim, Sumatera Selatan. Setelah itu, demam ini seakan sudah populer di kawasan nusantara. Kata chikungunya berasal dari Swahili yang berarti ”yang berubah bentuk atau bungkuk”. Nama ini mengacu kepada postur tubuh penderita demam chikungunya, yang membungkuk, akibat nyeri sendi. Gejala demam chikungunya tidak jauh berbeda dengan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD). Kedua penyakit ini, Chikungunya dan DBD, sama-sama disebabkan oleh virus yang dibawa lewat gigitan nyamuk aedes.
Chikungunya ini tergolong unik, pertama kali terjadi demam tinggi disertai menggigil yang mirip gejala influensa. Lalu disertai mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut. Dalam 4 hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa di tulang kaki. Setelah itu di sekujur tubuh penderita timbul bercak-bercak merah. Pada tahap berikutnya, penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki. Namun, kelumpuhan ini tidak berlansung lama. Penderita akan segera sembuh dalam beberapa hari saja. Meskipun mirip dengan demam berdarah dengue, demam chikungunya tidak mengakibatkan perdarahan hebat, renjatan (shock), ataupun kematian. Masa inkubasi chikungunya adalah 2 sampai 4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease yang artinya hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri dan sakit masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Dalam prakteknya, tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Penyakit ini hanya bisa dicegah. Diantaranya yaitu penghentian perkembangbiakan nyamuk dengan menggalakkan 3M (menutup saluran air, menguras penampungan air, mirip dengan pencegahan terhadap demam berdarah dengue (DBD).
Pemberantasan terhadap nyamuk ini harus dilaksanakan secara rutin dan berkala, karena berdasarkan penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik itu apabila dibiarkan akan berkembang pesat hingga membahayakan kehidupan manusia.

ANALISIS ARTIKEL
CHIKUNGUNYA
Dalam artikel ini dikatakan bahwa KLB Suspek Chikungunya ditemukan lagi di Pekanbaru di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan pada tanggal 24 Oktober 2007. Dari investigasi terdapat 30 penderita dan pada tanggal 25 Oktober 2007 dilaporkan 80 kasus muncul. TIM dari Dinas Kesehatan Pekanbaru tersebut juga menemukan 5 rumah yang teridentivikasi positif Aedes Aegypti dari 15 rumah yang diperiksa.
Kasus Chikungunya di Provinsi Riau pertama kali dilaporkan di Kelurahan Tangkerang Selatan, Kecamatan Simpang Tiga Kota Pekanbaru pada bulan Mei 2007 dengan penderita sebanyak 44 orang. Meskipun Dinkes telah melakukan penyuluhan, pengobatan massal, membuka posko, fogging dan abatisasi serta bersama masyarakat dan aparat daerah melakukan 3M namun KLB tersebut masih terjadi.
Perkembangan penyakit Chikungunya mulai teridentifikasi pada tahun 1952, epidemic ini terus berkembang hingga akhirnya menyebar di wilayah Indonesia. Demam chikungunya pertama kali terjadi di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit lagi pada tahun 1980, kali ini menyerang wilayah Jambi. Tahun 1983, chikungunya terjadi di Martapura, Ternate, dan Yogyakarta. Demam ini kemudian vakum selama lebih kurang 20 tahun hingga merebak besar-besaran pada tahun 2001 di Muara Enim, Sumatera Selatan. Setelah itu penyakit Chikungunya tersebut menyebar hampir diseluruh kawasan Nusantara.
Chikungunya tergolong unik, pertama terjadi demam tinggi disertai menggigil yang mirip gejala influensa disertai mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut. Dalam 4 hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa di tulang kaki. Setelah itu di sekujur tubuh penderita timbul bercak-bercak merah. Pada tahap berikutnya, penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki. Namun, kelumpuhan ini tidak berlansung lama. Penderita akan segera sembuh dalam beberapa hari saja. Meskipun mirip dengan demam berdarah dengue, demam chikungunya tidak mengakibatkan perdarahan hebat, renjatan (shock), ataupun kematian. Masa inkubasi chikungunya adalah 2 sampai 4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 sampai 10 hari.
Pemberantasan dan penanggulangan terhadap nyamuk ini harus dilaksanakan secara rutin dan berkala, karena berdasarkan penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik itu apabila dibiarkan akan berkembang pesat akan berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, petugas surveilans yang bertanggung jawab terhadap kasus tersebut harus benar-benar tepat dalam melakukan pencatatan atau pendataan kasus KLB Chikungunya dan penyakit yang lainnya baik data penderita yang bisa sembuh maupun yang mengalami kematian.