Kamis, 27 Januari 2011

laporan kegiatan praktikum kimia

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

KIMIA LINGKUNGAN











Disusun Oleh :

1. Adrin Mutolib (B1003001)
2. Deviana Vinasih (B1003008)
3. Evi Nurhidayah (B1003014)
4. Gentur Tri Utomo (B1003020)
5. Ike Bhara W.S (B1003025)


DIREKTORAT PERGURUAN TINGGI
POLITEKNIK BANJARNEGARA
PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN
2010

I. TUJUAN
Tujuan kegiatan praktikum ini adalah diharapkan praktikum dapat membuat larutan dengan konsentrasi larutan tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.

II. KAJIAN PUSTAKA

III. 1. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih yang terdispersi baik sebagai molekul, atom, maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan pelarut adalah medium dalam solute terlarut. ( Baroroh, 2004 )
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air tidak disebutkan.
( Gunawan, 2004 )
Faktor- faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain- lain ( Khopkar, 2003 )

III. 2. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume ( berat, mol ) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan- satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, ppm, serta ditambah dengan persen massa dan persen volume ( Baroroh, 2004 )


Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan :
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.

Mol zat terlarut
M =
Liter larutan

2. Pengenceran

V1 . M1 = V2 . M2

Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan sesudah diencerkan
V2 : Volume larutan sesudah diencerkan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat ( konsentrasi tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini daat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebakan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit ( Brady, 1999 )


3. Molaritas Campuran ( Mcamp )
Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi yang berbeda dicampurkan maka akan didapatkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi awal, yang disebut sebagai konsentrai campuran, dengan rumus :

V1 . M1 + V2 . M2
Mcamp =
V1 + V2

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Jumlah Bahan Jumlah
Gelas Erlenmeyer
Gelas kimia 50cm3/ 100cm3
Pengaduk
Neraca analitik
Pipet tetes
Pipet ukur
Gelas ukur 100cm3/250cm3
Labu takar
Kaca arloji 3
4
2
1
1
1
1
1
1 NaOH padat
NaCl serbuk
Akuades 2 gram
5, 85 gram
200 ml




IV. CARA KERJA
A. Larutan A
• Menimbang 2 gram NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca analitik
• Memasukkan larutan tersebut ke dalam gelas ukur 100 cm3
• Menambahkan akuades hingga volume 50 ml
• Menghitung Molaritas larutan A
B. Larutan B
• Mengambil 30 ml dari larutan A menggunakan pipet ukur
• Memindahkan ke dalam labu takar
• Menambahkan akuades sebanyak 10 ml
• Menghitung Molaritas larutan B

C. Larutan Campuran
• Mencampurkan 10 ml larutan A dengan 10 ml larutan B ke dalam tabung Erlenmeyer
• Menghitung Molaritas campuran dari larutan A dengan larutan B

D. Larutan D
• Menimbang 5, 85 gram NaCl menggunakan neraca analitik
• Memasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml
• Menambahkan akuades hingga volume menjadi 100 ml
• Menghitung Molaritas larutan D

E. Larutan E
• Mengambil 30 ml larutan E
• Mencampur dengan akuades sebanyak 20 ml
• Menghitung Molaritas larutan E

F. Larutan Campuran
• Mencampurkan 20 ml larutan D dengan 20 ml larutan E
• Memasukkan ke dalam tabung erlenmeyer
• Menghitung Molaritas campuran larutan tersebut








V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Larutan A mempunyai konsentrasi 1 M dari hasil pencampuran 2 gram NaOH dengan akuades sebanyak 50 ml.
Perhitungan :
gr / Mr
M = liter
= 2 / 40
0, 05
= 1 M

2. Larutan B mempunyai konsentrasi 0, 75 M dari hasil pengenceran 30 ml Larutan A dengan 10 ml akuades.
Perhitungan :
M1 . V1 = M2 . V2
30 . 1 = 40 . M2
M2 = 30 / 40
= 0, 75 M

3. Molaritas campuran antara 10 ml larutan A dengan 10 ml larutan B adalah 0, 875 M.
Perhitungan :
Mcamp = V1 . M1 + V2 . M2
V1 + V2

4. Larutan D mempunyai konsentrasi 1 M dari hasil pencampuran 5, 85 gram NaCl dengan 100 ml akuades.
5. Larutan E mempunyai konsentrasi 0, 6 M dari hasil pengenceran 30 ml Larutan D dengan 20 ml akuades.
6. Molaritas campuran antara 20 ml larutan D dengan 20 ml larutan E adalah 0, 8 M.


VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, Molaritas suatu zat dapat dipengaruhi oleh basarnya konsentrasi larutan. Dan apabila ingin memperkecil besarnya Molaritas dapat dilakukan dengan cara pengenceran.

VII. JAWABAN PERTANYAAN
a) PERTANYAAN
1. Jika 8 gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam air hingga 100 ml. Tentukan Molaritas larutan tersebut !
2. Laruatn 50 ml H2SO4 0,4M diencerkan dengan air hingga 500 ml. Tentukan Molaritas setelah diencerkan !
3. Larutan 100 ml NaOH 0,8M diencerkan dengan penambahan 900 ml air. Tentukan kemolaran setelah diencerkan !
4. Dicampurkan 700 ml larutan HCL 0,2M dengan 300 ml larutan NaCL 0,1M. Tentukan Molaritas larutan setelah diencerkan !
b) JAWABAN
1. M = Mol = 8/40 = 2 M
Liter larutan 0,1

2. Diket : V1= 50
M1=0,4
V2=500
M2=?

Jawab : VI . MI = V2 . M2
50 . 0,4 = 500 M
20 M = 500 M2
M2 = 20 = 0,04 M
500



3. Diket : V1= 100
M1=0,8
V2=1000
M2=?
Jawab : VI . MI = V2 . M2
100 . 0,8 = 1000 M
80 M = 1000 M2
M2 = 80 = 0,08 M
1000

4. Diket : V1= 700
M1=0,2
V2=300
M2=O,1
Ditanya = Mcamp ?
Jawab :V1 . M1 + V2 . M2
V1 + V2
= 700 . 0,2 + 300 . 0,1
700+300
= 170 = 0,17 M
1000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar