Jumat, 28 Oktober 2011

laporan farmakologi kunjungan puskesmas

TUGAS FARMAKOLOGI
LAPORAN KUNJUNGAN
DI PUSKESMAS 2 MADUKARA









DISUSUN OLEH:
1. ESTRI MEISAROH (B1003012)
2. EVI NURHIDAYAH (B1003014)
3. FERDIAN BULAN P (B1003016)
4. FERONIKA (B1003018)
5. GENTUR TRI UTOMO (B1003020)


PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur telah penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan farmakologi ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar pembaca dapat lebih mengerti, dan memahami tentang obat-obat yang digunakan dalam mengatasi penyakit malaria.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan belajar mengajar.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Banjarnegara, Mei 2011


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Puskesmas adalah salah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam kegiatan pokok.
Fungsi Puskesmas diantaranya yaitu:
1. Sebagai Pusat Pengembangan Kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.
Dilihat dari pengertian dan fungsi puskesmas diatas, kegiatan di puskesmas harus bisa mengatasi berbagai masalah penyakit yang ada di msyarakat seperti halnya penyakit malaria yang hingga sekarang masing menjadi masalah. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium adalah binatang bersel satu ( parasit ) yang hidup dalam darah, menyerang sel darah merah dan menyebabkan sakit malaria. Plasmodium yang menyebarkan penyakit malaria berasal dari spesies Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,dan Plasmodium malariae. Malaria merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya oleh karena itu penyakit malaria tersebut harus dicegah sedini mungkin, selain itu kita juga harus mengenal obat-obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit malaria tesebut beserta dosis dari masing-masing obat agar apabila ada orang yang terkena penyakit malaria tersebut dapat diobati sedini mungkin. Oleh karena itu kami melakukan kunjungan lapangan ini untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan obat-obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit malaria tersebut.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan kunjungan ini yaitu:
1. Untuk mengetahui fungsi Puskesmas.
2. Untuk mengetahui program malaria di Puskesmas Madukara 2.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis obat yang digunakan dalam penanganan penyakit malaria
4. Untuk mengetahui perbedaan obat dari masing-masing jenis plasmodium
5. Untuk mengetahui takaran atau dosis yang digunakan dari tiap-tiap obat tersebut

C. Rumusan Masalah
Dari masalah yang ada, dapat dirumuskan:
1. Apa saja fungsi Puskesmas?
2. Bagaimana program malaria di Puskesmas Madukara 2?
3. Apa saja jenis-jenis obat yang digunakan dalam penanganan penyakit malaria?
4. Bagaimana perbedaan obat dari masing-masing jenis plasmodium?
5. Bagaimana takaran atau dosis yang digunakan dari tiap-tiap obat tersebut?

D. Waktu Pelaksanaan
Waktu dilaksanakannya Kunjungan Lapangan ini adalah pada hari Jum’at, tanggal 13 Mei 2011.


E. Tempat Pelaksanaan
Tempat dilaksanakannya Kunjungan Lapangan ini adalah di Puskesmas 2 Madukara.





























BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan UPTD dalam menjalankan fungsinya yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan dasar secara langsung kepada masyarakat salah satunya adalah kegiatan pelayanan pengobatan selalu membutuhkan obat publik.
Puskesmas 2 madukara adalah UPTD yang melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sacara langsung kepada masyarakat dengan jumlah kurang lebih 23.000 jiwa dari 9 kelurahan yang ada.
Puskesmas madukara 2 memiliki 3 Fungsi yaitu:
1. Menjadi tempat / penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Sebagai pusat pelayanan kesehatan
3. Sebagai pusat penggerak pemberdayaan masyarakat.

B. Program Malaria di Puskesmas Madukara 2
Puskesmas madukara 2 memiliki beberapa program kesehatan yang salah satunya yaitu pemberantasan penyakit menular seperti ISPA, TB, Diare, dan Malaria. Program Malaria yang ada di puskesmas Madukara 2 salah satunya yaitu Penemuan Penyakit Malaria,
1. ACD (active case detection) adalah program penemuan malaria dengan cara petugas malaria yang ada seperti Juru Malaria Desa (JMD) secara aktif berkunjung ke rumah-rumah warga dengan jadwal berkunjung ke wilayahnya masing-masing selama 1 minngu sekali.
2. PCD (passive case detection) adalah program penemuan malaria dengan cara apabila ada pasien atau penderita malaria mengalami gejala klinis, maka langsung dibawa ke laboratorium untuk diambil sediaan darahnya dan menunggu hasilnya. Jika hasil dari pengambilan sediaan darah tersebut positif maka langsung diobati sesuai jenis plasmodiumnya.
C. Jenis-jenis obat, perbedaan dan takaran dosis yang digunakan dalam penanganan penyakit malaria.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, obat adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari penyakit. Dari pengertian tersebut tampak bahwa pengertian obat dalam arti yang sempit hanya untuk proses penyembuhan saja. Padahal obat bukan hanya digunakan untuk penyembuhan terhadap penyakit saja, tetapi juga digunakan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan memulihkan kesehatan bahkan dapat juga digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit.
Menurut Bahfen bahwa obat merupakan bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, mengobati penyakit, memulihkan kesehatan dan mendiagnosa suatu penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh.
Dari beberapa pengertian obat diatas dapat diketahui bahwa obat sangat bermacam-macam, begitu pula dengan obat malaria, berbeda-beda sesuai dengan parasit yang ada. Berikut adalah macam-macam obat yang digunakan dalam penanganan penyakit malaria.
1. Pengobatan malaria falciparum
A. Pengobatan Lini Pertama Malaria Falciparum Menurut Kelompok Umur

Hari Jenis Obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-11 thn >15 th
I Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2-3
II Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
III Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

• Pengobatan efektif bila sampai dengan H28 setelah pemberian obat, klinis sembuh (sejak H4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak H7
• Pengobatan tidak efektif bila sampai H28 gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif atau gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi)
• Pengobatan lini kedua diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif bila ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).

B. Pengobatan Lini Kedua Malaria Falciparum

• Pengobatan lini kedua menggunakan Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
• Tablet Kina mengandung 200 mg kina fosfat atau sulfat, diberikan per-oral, 3 kali sehari dosis 10 mg/kg BB selama 7 hari
• Doksisiklin mengandung 50 mg dan 100 mg Doksisiklin HCI, diberikan 2 kali per hari selama 7 hari dengan dosis dewasa 4 mg/kg BB/hari, dosis anak usia 8-14 tahun 2 mg/ kg BB/hari. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun. Bila tidak ada Doksisiklin dapat sigunakan Tetrasiklin • Tetrasiklin mengandung 250 mg Tetrasiklin HCI, diberikan 4 kali sehari selama 7 hari, dengan dosis 4-5 mg/ kg BB/hari. Tidak boleh diberikan pada anak usia < 8 tahun dan ibu hamil. Hari Jenis Obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-11 thn >15 thn
I Kina *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3)
Dosisiklin - - - 2 x 1 **) 2 x 1 ***)
Primakuin - ¾ 1 ½ 2 2-3
II-IV Kina *) 3 x 1/2 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3)
Doksisiklin - - - 2 x 1 **) 2 x 1 ***)
• *) Dosis diberikan kk/BB
• **) 2 x 50 mg Doksisiklin
• ***) 2 x 100 mg Doksisiklin

Hari Jenis Obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-11 thn >15 thn
I Kina *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x (2-3)
Tetrasiklin - - - *) 4 x 1 **)
Primakuin - ¾ 1 ½ 2 2-3
II-IV Kina *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x (2-3)
Tetrasiklin - - - *) 4 x 1 **)

• *) Dosis diberikan kk/BB
• **) 4 x 250 mg Tetrasiklin






C. Pengobatan malaria falciparum di sarana kesehatan yang belum tersedia obat Artesunat-Amodiakuin

Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
I 0-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-11 thn >15 thn
SP - ¾ 1 ½ 2 3
Primakuin - ¾ 1 ½ 2 2-3

• Bila pengobatan SP tidak efektif (gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali) atau penderita mempunyai riwayat alergi terhadap SP atau golongan sulfa lainnya, penderita siberi regimen Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin.



2. Pengobatan malaria Vivax dan malaria Ovale

 Lini pertama pengobatan malaria Vivax dan malaria Ovale adalah klorokuin + primakuin
 Pemberian klorokuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual dan seksual
 Pemberian primakuin bertujuan untuk membunuh hipnozoit di sel hati dan parasit aseksual di eritrosit
 Tablet klorokuin mengandung 250 mg difosfat setara dengan 150 mg basa, diberikan 1 kali per hari selama 3 hari dengan dosis total 25 mg basa / kg BB
 Dosis primakuin 0,25 mg/kg BB per hari selama 14 hari diberikan bersama klorokuin. Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, bayi < 1 tahun dan defisiensi G6-PD. A. Lini pertama pengobatan malaria Vivax dan malaria Ovale Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur (dosis tunggal) 0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
H-1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H-2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H-3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H-4-14 primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
• Pengobatan efektif bila sampai dengan H28 setelah pemberian obat, klinis sembuh (sejak H4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual setelah H7.
• Pengobatan tidak efektif bila sampai H28 gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif atau gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali sebelum H14 (kemungkinan resisten). Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kambali antara H15 sampai H28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru).
• Pengobatan lini kedua diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif.

B. Pengobatan malaria vivax resisten klorokuin
Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
H1-7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 3
H1-14 primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
*) dosis diberikan kg/BB
C. Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh)
Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
H-1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ ½ 1 ½ 2
H-2
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ ½ 1 ½ 2
H-3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
Primakuin - - ½ ½ 1 ½ 2
H-4-14 primakuin - - ½ ½ 1 ½ 2

D. Pengobatan malaria vivax penderita defisiensi G6-PD
• Penderita defisiensi G6-PD dapat diketahui melalui anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urine coklat kehitaman setelah minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin, dll) maka pengobatan diberikan secara mingguan.
• Klorokuin diberikan 1 x per-minggu selama 8-12 minggu dengan dosis 10 mg basa/kg BB/kali dan primakuin dengan dosis 0,75 mg/Kg BB/kali.
Lama Pemberian Dalam Mingguan Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
8-12 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
8-12 primakuin - - ¾ 1 ½ 2 ¼ 3




3. Pengobatan Malaria Malariae

Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2

 Pengobatan Malaria Dengan Komplikasi
Malaria berat / komplikasi adalah ditemukannya Pl. falciparum stadium aseksual dengan satu atau beberapa keadaan dibawah ini (WHO,1997):
1. Malaria cerebral (malaria otak) adalah malaria dengan penurunan kesadaran,penilaian derajat kesadaran dilakukan berdasarkan GCS (Glasgow Coma Scale) pada dewasa GCS yaitu <15 sedang pada anak berdasar Blantyre Coma Scale yaitu <3 atau koma >30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
2. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/µL. bila anemia hipokromik mikrositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia,/hemoglobinopati lainnya.
3. Gagal ginjal akut (urine <400 ml/24 jam pada orang dewasa atau < 1 ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dengan kreatinin darah >3 mg%)
4. Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome.
5. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg/% 6. Gagal sirkulasi atau shock : tekanan sistolik <70 mgHg (pada anak tekanan nadi <20 mmHg) disertai keringat dingin. 7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intra-vaskuler. 8. Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada hepertermia.
9. Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L)
10. Makroskopik hemoglobinuria oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria pada seorang dengan defisiensi G6-PD)

 Pemberian obat anti malaria pada penderita malaria berat:
1. Pilihan utama derivate artemisinin parenteral adalah Artesunat intravena atau intramuscular dan Artemeter Intramuskular.
2. Artesunat parental direkomendasikan digunakan untuk Rumah Sakit atau Puskesmas Perawatan, sedang Artemeter Intramuskular untuk di lapangan atau puskesmas tanpa perawatan, obat tidak boleh untuk ibu hamil trimester I dengan malaria berat.
3. Artesunat parental tersedia dalam vial berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul berisi 0,6 ml Na Bikarbonat 5%. Larutan artesunat dibuat dengan cc. diberikan dengan loading dose secara bolus 2,4 mg/kgBB per-i.v selama kurang lebih 2 menit dan diulang setelah 12 jam dengan dosis sama. Selanjutnya Artesunat diberikan 2,4 mg/kgBB per-i.v 1 kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Larutan artesunat bisa diberikan secara intra-muskular (i.m) dengan dosis sama. Bila penderita sudah bisa minum obat minum obat dilanjutkan dengan regimen Artesunat + Amodiakuin + Primakuin pengobatan lini pertama malaria falciparum tanpa komplikasi.
4. Artemeter i.m tersedia dalam ampul berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak, diberikan dengan loading dose 3,2 mg/kgBB i.m. selanjutnya Artemeter diberikan 1,6 mg/kgBB i.m satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah bisa minum obat dilanjutkan dengan regimen Artesunat + Amodiakuin + Primakuin pengobatan lini pertama malaria falciparum tanpa komplikasi.
5. Obat alternatif malaria berat adalah Kina Dihidroklorida parental. Bila tidak tersedia derivate Artemisinin parental dapat digunakan obat ini. Dapat diberikan kepada ibu hamil trimester I. obat dikemas dalam bentuk ampul berisi 500 mg/2 ml. diberikan dengan loading dose 20mg/kg BB dilarutkan dalam 500 ml Dextrose 5% atau NaCl 0,9 % selama 4 jam pertama. Selanjutnya selama 4 jam kedua hanya diberikan cairan Dextrose 5% atau NaCl 0,9 %. Setelah itu diberikan kina dengan dosis maintenance 10 mg/KgBB dalam larutan 500 ml Dextrose 5% atau NaCl. Setelah itu diberikan lagi maintenance seperti diatas sampai penderita dapat minum obat kina per-oral. Bila sudah sadar/dapat minum obat, pemberian kina i.v diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10 mg/kgBB/kali, pemberian 3X sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina per infuse pertama).
6. Bila tidak memungkinkan pemberian kina per infuse, dapat diberikan kina hidroklorida 10mg/kgBB i.m dengan masing-masing ½ dosis pada paha depan kanan-kiri. Untuk pemakaian i.m kina diencerkan dengan 5-6 cc NaCl 0,9% untuk mendapatkan konsentrasi 60-100mg/ml
7. Kina tidak boleh diberikan secara bolus i.v karena toksik bagi jantung dan dapat menimbulkan kematian.
8. Pada penderita dengan gagal ginjal, loading dose tidak diberikan dan dosis maintenance kina diturunkan ½ nya.
9. Pada hari pertama pemberian kina oral, diberikan primakuin dengan dosis 0,75 mg/kgBB.





BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Puskesmas 2 madukara adalah UPTD yang melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sacara langsung kepada masyarakat dengan jumlah kurang lebih 23.000 jiwa dari 9 kelurahan yang ada.
2. Puskesmas madukara 2 memiliki 3 Fungsi yaitu:
• Menjadi tempat / penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
• Sebagai pusat pelayanan kesehatan.
• Sebagai pusat penggerak pemberdayaan masyarakat.
3. Di puskesmas pengobatan malaria bervariasi tergantung pada kondisi klinis pasien. Malaria berat harus dirawat. Praktek pengobatan malaria oleh rakyat masih mengikuti cara sendiri yaitu klorokuin 3 kali satu tablet dan berhenti sampai tidak panas lagi. Ini menjadi salah satu penyebab terjadinya resistensi. Masalah tersebut perlu dibenarkan karena obat malaria dapat dibeli diwarung, apotek, atau toko obat lain secara bebas.

B. SARAN
Pengobatan malaria berbeda-beda sesuai dengan plasmodiumnya masing-masing oleh karena itu sebaiknya perlu dilakukan ketelitian yang lebih dalam mendiagnosa penyakit malaria agar penderita dapat terobati secara benar sehingga tiddak terjadi kesalahan dalam pemberian obat yang dapat berkibat buruk. Selain itu, dalam upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia, maka training dan pelatiahan perlu diberikan kepada tenaga medis dan pera medis termasuk laborant sehingga dapat meminimalisir masalah dalam mengurangi ataupun dalam pengobatan malaria tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
• http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/22-pharmacy-news/442-pengobatan-malaria-dan-masalah-dilapangan.html. Diakses tanggal 28 Mei 2011
• http://www.google.com/JOKO_PUJI_HARTONO-perencanaan-obat.pdf. Diakses tanggal 28 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar